Gorilla Menjadi Sumber Penyebab HIV ?

 Team ilmuwan internasional menerbitkan penelitian tentang dua dari strain virus penyebab AIDS datang dari Gorilla yang berasal dari barat daya Cameroon.
Penelitian ini membuka jelas asal dari semua strain virus HIV yang menjadi manusia.
HIV sendiri memiliki empat strain, yaitu kelompok M, N, O, dan P, masing masing memiliki asalh masing masing dalam penyebarannya dari primata ke manusia.

Apa yang menarik ?

kelompok M dan N diketahui dimiliki oleh simpanse di Cameroon, tetapi sampai sekarang kelompok O dan P masih belum diketahui.

Penelitian yang dikepalai Martin Peeters, Virology dari Reset dan Development Institute di perancis dan kampus Montpellier menyebutkan, HIV jenis kelompok M merupakan HIV yang paling banyak menyerang manusia, sekitar 40 juta manusia di seluruh dunia.

HIV jenis kelompok P hanya terdeteksi di dua orang sejauh ini, dan kelompok O ditemukan di Afrika tengah dan menginfeksi 100,000 orang.

terobosan terbaru terjadi berkat genetic sampling yang dilakukan dari simpanse dan gorilla dari Cameroon, Gabon, Uganda, dan Kongo.

Peeters mengatakan “dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik simpanse dan gorilla menjadi sumber dari virus HIV yang dapat menular pada manusia, dan berpotensi dapat menyebar luas”.

sejak 1981. lebih dari 78 juta orang telah terinfeksi HIV, yang merusak immune system, dan menyebabkan induk yang terjangkit mudah terserang penyakit dan PBB mengestimasi sekitar 13 juta orang telah meninggal.

“mengetahui penyebab dari sebuah virus menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko penyebaran virus di masa depan, dan sebagai langkah awal untuk untuk menghentikan penyebaran HIV untuk selamanya”

Pesawat Bertenaga Matahari Memulai Penerbangan Keliling Dunia nya

pesawat bertenaga matahari baru saja mendarat di Oman, setelah menyelesaikan penerbangannya untuk menjadi pesawat bertenaga matahari pertama yang mengelilingi dunia.
penerbangan ini lebih kepada kekuatan dari pilot dalam ketahanan.
“petualangan ini telah dimulai”, Betrand piccard ketua dari proyek ini berbicara dengan penuh semangat, seletah pilot Andre Borschberg terbang dari Abu Dhabi, penerbangan ini bertujuan untuk mempromosikan green energy.
pesawat mendarat di Muscat setelah 13 jam 2 menit dari Abu Dhabi

pesawat yangdiberinama Solar Impolse 2 ini mengalami delay karna keadaan angin.

sebelum berangkat, pilot 63 tahun ini menulis di twitternya “tantangan yang akan datang adalah nyata untuk ku dan untuk pesawat ini”

bentang sayap pesawat satu awak ini lebih besar dari pada bentang sayap pesawat jumbo jet, tetapi memiliki beras rata-rata mobil keluarga.

dari daerah Muscat penerbangan ini akan berdurasi 5 bulan dengan total 12 berhenti, dan waktu terbang 25 hari.

penerbangan ini melintasi laut Arab menuju India, Myanmar, China, Hawaii, dan Newyork.
penerbangan terpanjang diperhitungkan ketika melewati laut pasific, dari china menuju hawaii, yaitu 5 hari penerbangan tanpa henti.

pilot sendiri di ajari meditasi, yoga, dan self hypnotize untuk menyelesaikan penerbangan tanpa henti ini sebelum mencapai checkpoint berikutnya untuk istirahat.

pesawat bertenaga matahari Sonar impulse 2 ini adalah pesawat bertenaga matahari pertama yang daapat terbang baik siang, atau malam, dengan menyimpan tenaga matahari disaat siang, pesawat ini dapat terbang ketika malam hari.

pesawat solar impulse 2 ini merupakan awal baru dari sumber tenaga/energy yang ramah lingkungan.

sumber

PENGGUNAAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN BERBASIS ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN OBJECTIVES MATRIX

 

(Studi Kasus: PT. Bank X (Persero) Tbk. Malang)

 

  • Pendahuluan

diperlukan suatu sistem pengukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja perusahaan agar dapat menjamin apakah perusahaan tersebut berjalan dengan benar dalam upaya mencapai tujuan.

Bank adalah badan usaha yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-bentuk lainnya yang dapat menjamin sebuah perusahaan maka bank juga perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengukur kinerjanya, sehingga aktivitas perusahaan dapat dipantau secara periodik.

  1. Bank X (Persero) Tbk. sebagai salah satu bank pemerintah, juga telah melakukan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Akan tetapi, pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan hanya berdasarkan pada aspek finansial. Karena aspek finansial menyebabkan orientasi perusahaan hanya pada keuntungan jangka pendek serta kurang mampu mengukur kinerja harta-harta tak tampak (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia).

rumusan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah hasil pengukuran kinerja pada PT. Bank X (Persero) Tbk. dengan menggunakan metode Balanced Scorecard?
  2. Rekomendasi upaya perbaikan seperti apakah yang dapat diberikan pada PT. Bank X (Persero) Tbk. untuk dapat meningkatkan kinerjanya?

2.1 Metode penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Secara sistematis, tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Penentuan Indikator Kinerja, Pembuatan Kuesioner Validasi , Penyebaran Kuesioner Validasi, Pembuatan Kuesioner Pembobotan, Pengumpulan Data Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:

  1. Laporan keuangan
  2. Data jumlah nasabah
  3. Data kepegawaian
  4. Data pelatihan pegawai
  5. Data absensi keterlambatan pegawai

kemudian Data di olah untuk mendapatkan kesimpulan dan saran terhadap pengukuran kinerja di PT. Bank X (Persero) Tbk.

 

3.1 Validasi Rancangan Indikator Kinerja

dalam 4 perspektif Balanced Scorecard, yaitu financial, customer, internal business process, learning and growth. Selanjutnya, rancangan tersebut disusun dalam bentuk kuesioner yang diberikan kepada manajer PT. Bank X (Persero) Tbk. Setelah melakukan penyebaran, peneliti merekap hasil jawaban responden. Berdasarkan hasil rekapan, terdapat 13 strategy objectives, 16 program inisiatif, dan 22 aktivitas yang teridentifikasi sebagai indikator kinerja perusahaan yang ada di PT. Bank X (Persero) Tbk.

3.2 Pembobotan

Dalam melakukan pembobotan, nilai bobot dikatakan konsisten atau dapat diterima jika memenuhi batas maksimal nilai rasio inkonsistensi (CR) yang diijinkan yaitu ≤ 0,1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai bobot di tingkat perspektif, strategy objectives, program inisiatif, dan aktivitas sebagai berikut:

  1. Pembobotan Perspektif

Hasil pembobotan Balanced Scorecard dalam setiap perspektif dengan menggunakan AHP. Berikut contoh Pembobotan Perspektif :

Perspektif Bobot CR
Financial 0.16 0.02
Customer 0.28
Internal Business Process 0.39
Learning And Growth 0.16

Dari table di atas dapat diketahui bahwa perspektif internal business process memiliki tingkat kepentingan yang harus lebih diprioritaskan karena memiliki bobot yang lebih tinggi dibanding tiga perspektif lainnya. Dengan adanya tingkat prioritas yang lebih tinggi pada perspektif internal business process, bukan berarti mengesampingkan ketiga perspektif lainnya, hanya saja lebih memprioritaskan peningkatan kinerja pada perspektif tersebut dan didukung dengan peningkatan kinerja dari perspektif lainnya. Pembobotan keempat perspektif memiliki nilai CR sebesar 0,02 sehingga dapat disimpulkan konsisten karena memenuhi batas maksimal nilai CR yang diijinkan yaitu sebesar 0,1.

  1. Pembobotan Strategy Objectives

Setelah dilakukan pembobotan untuk setiap perspektif, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembobotan strategy objectives. Adapun hasil dari pembobotan antar strategy objectives berdasarkan perhitungan dengan menggunakan AHP, dapat ditunjukkan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, setiap strategy objectives memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari beragamnya bobot yang dihasilkan. Pada pembobotan antar strategy objectives untuk perspektif financial, F1, F2, dan F3 memiliki nilai bobot berturut-turut yaitu 0,26; 0,41; 0,33 dengan nilai CR sebesar 0,05. Selanjutnya, pembobotan antar strategy objectives untuk perspektif customer, C1, C2, dan C3 berturut turut memiliki nilai bobot sebesar 0,41; 0,26; 0,33 dengan nilai CR sebesar 0,05. Berikut Contoh Tabel Pembobotan Strategy Objective.

Kode Strategy Objective Perspektive Financial Bobot CR
F1 Peningkatan Profitabilitas 0.41 0.05
F2 Peningkatan produktivitas pendapatan 0.26
F3 Pengendalian Biaya Operasional 0.33

Secara keseluruhan strategy objectives memiliki nilai CR di bawah 0,1. Hal ini menunjukkan nilai tersebut konsisten karena berada di bawah batas maksimal nilai CR yang diijinkan yaitu 0,1.

  1. Pembobotan Program Inisiatif

Langkah selanjutnya adalah dilakukan pembobotan antar program inisiatif dalam setiap strategy objectives. Adapun hasil pembobotan antar program inisiatif dengan menggunakan AHP, Berikut Contoh Tabel Pembobotan Program Inisiatif :

Kode Program Inisiatif Perspektif Financial Bobot CR
F1a Meningkatkan keuntungan cabang 0.33 0
F1b Meningkatkan keuntungan unit 0.67
F2a Meningkatkan pertumbuhan pendapatan 1 0
F3a Mengendalikan biaya operasional 1 0

Dari diatas, diketahui bahwa masing-masing program inisiatif memiliki tingkat kepentingan yang berbeda, dimana semakin besar bobotnya menunjukkan bahwa program inisiatif tersebut semakin penting. Keseluruhan program inisiatif memiliki nilai CR di bawah 0,1 sehingga dapat disimpulkan nilai tersebut konsisten.

  1. Pembobotan Aktivitas

Setelah pembobotan program inisiatif, selanjutnya dilakukan pembobotan antar aktivitas dalam setiap program inisiatif. Adapun hasil pembobotan antar aktivitas dengan menggunakan AHP, Berikut table Pembobotan Aktivitas :

Kode Aktivitas Perspektif Financial Bobot CR
F1a1 Rekapitulasi jumlah fee base income 1 0
F1b1 Rekapitulasi selisih antara contribution margin dan  fee base income 1 0
F2a1 Rekapitulasi persentase pertumbuhan pendapatan 1 0
F3a1 Rekapitulasi persentase cost efficiency ratio 1 0

Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 22 aktivitas yang teridentifikasi dalam sistem pengukuran kinerja di PT. Bank X (Persero) Tbk. Dari 22 aktivitas tersebut, masing-masing memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Pembobotan pada aktivitas tersebut dihitung dari skala nilai prioritas yang diberikan responden, yang mana semakin besar nilai bobotnya maka aktivitas tersebut semakin penting. Keseluruhan aktivitas pada Tabel 4 memiliki nilai CR di bawah 0,1 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut konsisten karena berada di bawah batas maksimal nilai CR yang diijinkan yaitu sebesar 0,1.

3.3 Perhitungan Skor Pencapaian Kinerja Perusahaan

Perhitungan skor pencapaian masing-masing indikator kinerja dilakukan dengan menggunakan metode Objectives Matrix (OMAX).  Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari bawahan sampai atasan. Kebaikan model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain (Riggs, 1986):

  1. Relatif sederhana dan mudah dipahami.
  2. Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus.
  3. Datanya mudah diperoleh.
  4. Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi
  5. Kemampuan untuk menormalisasi satuan-satuan dari spesifikasi pengukuran yang berbeda.
  6. Orientasi keluaran dibandingkan secara sederhana dengan aktivitas pengukuran

skema penilaian berdasarkan model OMAX dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, terdapat tiga bagian pada skema penilaian dengan model OMAX yaitu Defining, Quantifying, dan Monitoring.

  1. Bagian A, merupakan bagian Defining atau menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Baris kedua, yaitu Performance, merupakan hasil pencapaian kinerja perusahaan.
  2. Bagian B, merupakan bagian Quantifying. Pada tahap pengukuran ini ditentukan pembagian level dari pencapaian kinerja.
  3. Bagian C, merupakan bagian Monitoring sebagai analisis terhadap level, weight, dan value untuk masing-masing indikator kinerja. Baris level atau score diisikan sesuai dengan posisi level pencapaian yang telah ditentukan pada bagian B. Baris weight diisi sesuai dengan bobot masing-masing indikator. Sedangkan baris value merupakan hasil penilaian atau perkalian antara baris level dengan baris bobot.

Peningkatan kinerja dapat ditentukan dari besarnya kenaikan indikator pencapaian bila dibandingkan dengan pengukuran periode sebelumnya. Dalam skema penilaian OMAX, terdapat Traffic Light System yang berfungsi sebagai tanda apakah indikator kinerja memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Traffic Light System ini direpesentasikan dalam tiga warna yaitu:

  1. Warna hijau, dengan ambang batas 8 sampai dengan 10 yang berarti achievement dari suatu indikator kinerja sudah tercapai
  2. Warna kuning, dengan ambang batas 4 sampai 7 yang berarti achievement dari suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilai sudah mendekati target
  3. Warna merah, dengan ambang batas lebih kecil atau sama dengan 3 yang berarti achievement dari suatu indikator kinerja benar-benar di bawah target yang telah ditetapkan dan memerlukan perbaikan dengan segera

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui skema pengukuran kinerja PT. Bank X (Persero) Tbk. secara keseluruhan. Setelah melakukan pengukuran kinerja dari sisi aktivitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran kinerja dari sisi program inisiatif, strategy objectives, serta perspektif, yang pada akhirnya akan diperoleh nilai indeks total kinerja perusahaan.

3.5 Ringkasan Rekomendasi Perbaikan

Rekomendasi perbaikan pada tabel dibawah ini digunakan untuk program inisiatif kategori merah dan kuning. Program inisiatif yang termasuk dalam kategori merah dan kuning, merupakan program inisiatif yang memerlukan tindakan perbaikan. Namun program inisiatif kategori merah harus mendapatkan prioritas dalam tindakan perbaikannya. Adapun isi tabel sebagai berikut :

  1. Penutup

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu :

  • Bank X (Persero) Tbk. secara keseluruhan sudah mencapai performansi yang diharapkan. Dari 16 program inisiatif, sebanyak 12 program inisiatif masuk dalam kategori hijau, 3 program inisiatif dalam kategori kuning dan 1 program inisiatif dalam kategori merah.
  • Rekomendasi perbaikan untuk masing-masing program inisiatif diantaranya:
  • Program inisiatif yang berada pada kategori merah yaitu meningkatkan keuntungan cabang. Rekomendasi perbaikan yang dapat diusulkan yaitu memberikan penjelasan mengenai produk maupun layanan secara detail serta mempromosikan produk dan layanan lainnya kepada nasabah.
  • Rekomendasi perbaikan untuk program inisiatif kategori kuning diantaranya yaitu meningkatkan kesetiaan nasabah,  meminimalkan absensi keterlambatan pegawai, dan mengoptimalkan kinerja IT

filsafat ilmu

ILMU dan FILSAFAT

Jenis MANUSIA berdasarkan PENGETAHUANNYA:

  1. Ada orang yang TAHU DITAHUNYA.
  2. Ada orang yang TAHU DITIDAKTAHUNYA.
  3. Ada orang yang TIDAK TAHU DITAHUNYA.
  4. Ada orang yang TIDAK TAHU DITIDAKTAHUNYA.

 

Cara mendapatkan pengetahuan yang benar:


“Ketahuilah apa yang kau
tahu dan ketahuilah apa yang kau tidak tahu”.

  • PENGETAHUAN dimulai dengan RASA INGIN TAHU, kepastian dimulai dengan RASA RAGU – RAGU dan FILSAFAT dimulai dengan KEDUA – DUANYA.

 

  • BERFILSAFAT didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang kita belum tahu.

 

  • BERFILSAFAT berarti :
    1. Berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak berbatas ini.
    2. Mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.

 

  • BERFILSAFAT TENTANG ILMU berarti berterus terang kepada diri sendiri:

 

  1. Apakah sebenarnya yg kita ketahui tentang ilmu?

 

  1. Apakah ciri-cirinya yg hakiki yg membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lain yg bukan ilmu.

 

  1. Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yg benar?

 

  1. Kriteria pa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara keilmuan?

 

  1. Mengapa kita mesti mempelajari ilmu?

 

  1. Apakan kegunaannya yg sebenarnya?

 

APAKAH FILSAFAT ?????

  

Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seperti seorang yang berpijak di  bumi dan menengadah di bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakekat dirinya dalam kesemestaan galaxi.

 

 

  1.   Menyeluruh
  • Karakteristik FILSAFAT            Mendasar
  1. Spekulatif

 

  • Tugas utama FILSAFAT adalah menetapkan DASAR-DASAR yang dapat diandalkan seperti:
    1. Apakah yang disebut logis?
    2. Apakah yang disebut benar?
    3. Apakah yang disebut sahih?
    4. Apakah hidup ini ada tujuannya atau absurd?
    5. Adakah hukum yang mengatur alam dan segenap kehidupan?

 

 

Bidang Telaah FILSAFAT

Ada 3 tahap dalam menelaah FILSAFAT:

  1. What is a man?

      Filsafat mempersoalkan siapakah manusia itu?

  1. What is?

      Mempertanyakan yang berkisar tentang ada, tentang hidup dan eksistensi manusia.

  1. What?

      Mempertanyakan sesuatu pernyataan dengan sejelas mungkin

 

Cabang-cabang FILSAFAT:

  1. Epistemologi (Filsafat pengetahuan) = benar / salah
  2. Etika (Filsafat moral) = baik / buruk
  3. Estetika (Filsafat seni) = indah / jelek
  4. Metafisika (Hakekat keberadaan zat) = hakekat keberadaan zat
  5. Politik (Filsafat pemerintahan) = pemerintahan ideal
  6. Filsafat Ilmu = mengkaji hakekat ilmu
  7. Filsafat Agama
  8. Filsafat Pendidikan
  9. Filsafat Hukum
  10. Filsafat Sejarah
  11. Filsafat Matematika
  • ILMU & PENGETAHUAN berbeda secara kefilsafatan, namun tidak ada perbedaan yang asasi antara ilmu alam & ilmu sosial, sebab keduanya punya ciri keilmuan yang sama.

 

 

  • Landasan FILSAFAT ILMU ada 3 yaitu:
  1. Landasan ONTOLOGIS
  2. Landasan EPISTEMOLOGIS
  3. Landasan AXIOLOGIS

 

 

  • ILMU SEBAGAI DISIPLIN, yakni pengetahuan yang mengembangkan dan melaksanakan aturan mainnya dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.

 

 

ILMU

  • Terminologi        ILMU PENGETAHUAN

                                         SAINS

 

 

 

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

 

Pengetahuan dapat berkembang karena:

  1. Manusia punya BAHASA yang mampu mengkomunikasikan informasi & jalan fikirannya.
  2. Manusia mampu BERFIKIR menurut suatu alur kerangka tertentu atau PENALARAN.

 

 

 

CIRI BERFIKIR PENALARAN

 

                  LOGIKA                 ANALITIK

 

Logika Induktif           Logika Deduktif

 

                                        Silogisme

 

                     Premis mayor            Premis minor


TEORI KEBENARAN:

 

  1. KOHEREN, yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.

 

  1. KORESPONDEN, yaitu jika materi pengetahuan yang dikandungnya itu berkoresponden atau berhubungan  dengan obyek yg dituju oleh pernyataan tersebut.

 

  1. PRAGMATIS, yaitu pernyataan yg diukur dengan kriteria fungsional dalam kehidupan praktis.

EPISTEMOLOGI ILMU

 

Pada suatu hari di dalam ruang seorang Profesor masuk 2 mahasiswa :

 

Mhs. A : “Saya menemukan obat kanker dari tape.”

Mhs. B : “Saya juga menemukan hal yg sama.”

Prof.    : “Ceritakan mengapa tape bisa menyembuhkan kanker!”

Mhs. A : “Saya mencoba bagaimana pengaruh jika orang sakit kanker makan tape hasilnya dapat sembuh.”

Mhs. B : “Saya melakukan percobaan, hanya mempelajari kanker dan tape, dan ternyata tape adalah obat yang ampuh untuk sakit kanker.”

Prof.    : “Kalian berdua mewakili sebagian dari cara berpikir keilmuan ditinjau dari epistomologi ilmu, kalian baru setengah ilmuwan. Untuk menjadi seorang ilmuan yang penuh kalian berdua harus BEKERJASAMA. Jangan kalian kira karena tikus sering makan tape dan tidak pernah sakit kanker lalu begitu saja kalian simpulkan bahwa TAPE MENYEMBUHKAN ATAU MENCEGAH KANKER.”

 

Secara epistemologi, suatu pengetahuan secara sah dapat dianggap ilmiah harus melalui 2 tahap, yaitu:

 

  1. Adanya HIPOTESIS dan

 

  1. Adanya BUKTI

 


METODE ILMIAH

 

Merupakan landasan epistemologi  ilmu.

 

Yang mencirikan ilmu dari pengetahuan lainnya, yaitu:

  1. Secara ONTOLOGIS, ilmu membatasi bidang telaahannya pada daerah pengalaman manusia (daerah empiris).

 

  1. Secara EPISTEMOLOGIS, ilmu mendapatkan pengetahuannya lewat metode ilmiah.

 

METODE ILMIAH merupakan cara dalam mendapatkan pengetahuan secara ilmiah atau pengetahuan yg diperoleh dengan mempergunakan metode ilmiah dapat digolongkan kepada pengetahuan yg bersifat ilmiah (pengetahuan ilmiah atau ilmu).

 

  • Metode ilmiah merupakan sintesis antara berfikir RASIONAL dan bertumpu pada DATA EMPIRIS.


LANGKAH-LANGKAH dalam METODE ILMIAH :

  1. Penemuan atau penentuan masalah.
  2. Perumusan kerangka masalah.
  3. Pengajuan hipotesis.
  4. Deduksi dari hipotesis.
  5. Pembuktian hipotesis.
  6. Penerimaan hipotesis menjadi teori ilmiah.

 

KEGUNAAN TEORI ILMIAH

Kumpulan pengetahuan yang berupa

Asas, Kaidah, Hukum, dsb

 

Teori ilmiah yang konsisten dan sistematis

 

PENELITIAN ILMIAH

 

 

Penelitian murni adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah terjamah.

 

Teori ilmiah             Teori ilmiah          Teori ilmiah

 

 Peneliti

 

Hipotesis

 

 

Dalam kehidupan sehari-hari, ILMU berfungsi sebagai sumber pengetahuan bagi pemecahan masalah yang kita hadapi.

 

contoh:

masalah penyakit                   ilmu kedokteran

masalah tanaman                   ilmu pertanian


Manusia sebagai Homo Faber, yaitu makhluk hidup yang membuat peralatan yang memberikan kemudahan bagi manusia dalam mencapai tujuannya.

 

I L M U
TEKNOLOGI

 

 

 

 

Penelitian Terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk memanfaatkan ilmu sebagai kepentingan praktis manusia.

 

Fungsi ILMU :

  1. Menyusun penalaran bagaimana cara memecahkan permasalahan.
  2. Mengembangkan peralatan yang membantu pelaksanaan pemecahan permasalahan.

 

 

 

Pengembangan TEKNOLOGI tidak hanya didukung oleh pengetahuan, tetapi yang lebih penting harus didukung oleh CARA BERFIKIR yang berorientasi kepada ilmu.

 

Disfungsional ilmu:

  1. Tidak mengetahui fungsi ilmu yang sebenarnya    PENDIDIKAN
  2. Adanya cara-cara dan pengetahuan lain yang kebenarannya lebih dapat dipercaya                       

    BUDAYA     

 

   

IManusia yang BERILMU adalah manusia yang mengetahui KELEBIHAN dan KEKURANGAN ilmu dan menerima apa adanya dan mencintainya dengan bijaksana.

 

 

KEBAHAGIAAN MANUSIA:

  1. ILMU
  2. AGAMA dan
  3. SENI

 

 

 

SARANA BERFIKIR ILMIAH
MATEMATIKA
LOGIKA
STATISTIKA
BAHASA

 

  • Sarana Berfikir Ilmiah adalah alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik.

ILMU DAN SARANA BERFIKIR ILMIAH

 

 

Kebijakan Ekspor Minyak Kelapa Sawit (CPO) Indonesia (2013)

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil = CPO) terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Kebijakan pungutan ekspor (PE) CPO hingga kini belum efektif menahan fluktuasi harga minyak goreng di pasar domestik. Bahkan, menurut pengusaha sawit (Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar Negara, dan Perkebunan Besar Swasta), PE hanya akan menguntungkan pemerintah, tetapi tidak memberi benefit bagi pengembangan industri sawit nasional.

Pemerintah meningkatkan pungutan ekspor sebagai salah satu instrumen kebijakan. Peningkatan PE CPO diharapkan mampu mengurangi besarnya kenaikan harga minyak goreng domestik. Pengembangan industri hilir melalui instrumen peningkatan PE tidak akan efektif tanpa dibarengi dengan pengembangan infrastruktur dan insentif investasi, serta dapat mengancam terjadinya involusi industri hulu, berkurangnya kesempatan kerja dan penerimaan negara. Karenanya perlu dipilih instrumen-instrumen yang lebih efektif dan tepat dalam mendorong industri hilir CPO ini. Prinsipnya adalah bahwa instrumen kebijakan yang akan digunakan harus memberikan manfaat bagi industri secara keseluruhan.

Kebijaan PE progresif ini adalah dimaksudkan mengurangi volume ekspor CPO secara berlebihan. Seperti yang diketahui, peningkatan permintaan CPO dunia mengakibatkan harganya melambung tinggi. Hal ini mendorong pemilik kebun lebih memilih mengekspor dibanding menjualnya di pasar dalam negeri. Akibatnya, pasokan CPO dalam negeri menyusut yang kemudian pabrik-pabrik berbahan baku CPO kesulitan memperoleh pasokan. Untuk memenuhi CPO dalam negeri inilah, PE akhirnya diberlakukan. Pemberlakuan PE mungkin akan menguntungkan negara, yaitu pendapatan negara dari tarif bertambah. Pendapatan dari tarif oleh pemerintah dapat dialokasikan untuk keperluan lain yang seluruh masyarakat bisa merasakannya.

Perubahan kebijakan mempunyai dampak yang cukup luas pada industri CPO Indonesia dan juga terhadap pasar CPO di pasar internasional karena Indonesia termasuk eksportir terbesar kedua setelah Malaysia. Terhadap industri kelapa sawit Indonesia, kebijakan tersebut berdampak terhadap luas areal, produksi, ekspor, impor, harga domestik, lapangan kerja, nilai tambah, pendapatan petani, dan kesejahteraan konsumen-produsen. Dampak-dampak tersebut merupakan masalah penting yang harus diestimasi sehingga dapat ditetapkan kebijakan perdagangan CPO Indonesia yang mampu mengoptimalkan perkembangan industri CPO

Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah kinerja produksi dan ekspor CPO Indonesia selama ini?
  2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produktivitas, ekspor CPO dan harga CPO domestik?
  3. Bagaimanakah pengaruh pajak ekspor CPO terhadap kinerja industri kelapa sawit?

 

Kebijakan Industri CPO Indonesia

Sebagai negara penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terbesar ke dua di dunia dengan total produksi sekitar 16 juta ton dengan luas lahan kelapa sawit mencapai 5,9 juta hektar pada tahun 2006. Kebijakan dan pengembangan industri hilir CPO Indonesia dianggap masih jalan di tempat. Selain itu, penguasaan “research and development” produk hilir turunan CPO masih lemah, serta perbedaan perlakuan terhadap bahan bakar minyak bersubsidi dengan biodisel tanpa subsidi, sehingga produsen cenderung mengekspor biodiesel karena tidak mampu bersaing secara keekonomian dengan BBM bersubsidi. Beberapa alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya meningkatkan produksi kelapa sawit, memberikan intensif fiskal bagi investor baru, kemudahan kredit dan keringanan bunga, melengkapi fasilitas pelabuhan, dan pembangunan sistem informasi kegiatan usaha perkelapasawitan dari hulu hingga hilir.

Pengembangan industri hilir CPO hendaknya tetap memperhatikan kelangsungan industri hulunya. Masalah lainnya, masalah transportasi, prasarana jalan, pelabuhan, masalah peraturan daerah, dan  pungutan liar masih menjadi kendala. Namun demikian, sebagian peserta diskusi yang merupakan “stakeholder” dunia industri hilir CPO ini menyuarakan pajak ekspor (PE) untuk CPO hendaknya dapat ditekan, mengingat negara lain sudah menghilangkannya. Selain itu, mereka juga meminta pemerintah segera mengatasi masalah transportasi, bahan baku yang langka, isu lingkungan hidup, dan fasilitas pelabuhan yang memadai perlu diperhatikan, karena jika tidak segera diperhatikan akan terkejar oleh Malaysia yang jumlah produksi CPO tahun 2006 saja sudah mencapai 15,88 juta ton

Perkembangan Produksi CPO Indonesia

Perkembangan luas areal kelapa sawit yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya diikuti oleh produksi CPO yang meningkat. Sampai pada tahun 2007, penyumbang terbesar produksi CPO berasal dari Perkebunan Besar Swasta, yaitu 9.254.101 ton atau sekitar 53,267 persen dari total produksi yang dihasilkan pada tahun tersebut. Artinya, lebih dari setengah produksi CPO yang dihasilkan oleh perkebunan kelapa sawit berasal dari Perkebunan Besar Swasta. Kemudian diikuti oleh Perkebunan Besar Rakyat sebesar 5.805.125 ton atau sekitar 33.414 persen. Perkebuan yang dimiliki oleh negara terlihat semakin jauh tertinggal. Hal ini diperkirakan karena selama ini perluasan areal perkebunan kelapa sawit negara relatif lambat dibandingkan dengan perluasan areal perkebunan baik yang dimiliki oleh rakyat maupun swasta. Pemerintah memproyeksikan produksi minyak sawit mentah (CPO) semester kedua (Juli-Desember) 2007 naik signifikan sekitar 21,5 persen dari 7,87 juta ton pada semester pertama menjadi sekitar 9,57 juta ton, sehingga produksi sampai akhir tahun akan mencapai 17,44 juta ton. Proyeksi produksi CPO mulai Juli 2007 akan meningkat tajam sampai Desember 2007. Kenaikan tersebut karena pada semester kedua merupakan musim panen (harvesting seasons). Total realisasi produksi CPO Januari-Mei 2007 mencapai 6,4 juta ton dan pada Juni 2007 diproyeksikan produksinya mencapai sekitar 1,48 juta ton, atau naik dibandingkan Mei 2007 yang mencapai sekitar 1,43 juta ton.

Dengan demikian, pada semester pertama 2007, total produksi CPO domestik mencapai sekitar 7,87 juta ton. Sedangkan pada semester kedua, total produksi CPO diproyeksikan mencapai sekitar 9,57 juta ton dengan produksi rata-rata per bulan yang meningkat dibandingkan semester pertama 2007. Pada Juli 2007, produksi CPO diproyeksikan mencapai 1,56 juta ton, dan naik menjadi 1,62 juta ton pada Agustus, kemudian September naik kembali menjadi 1,7 juta ton, dan Oktober turun menjadi 1,35 juta ton, kemudian naik Nopember menjadi 1,62 juta ton, dan naik menjadi 1,7 pada Desember 2007.

 

Perkembangan Ekspor CPO Indonesia

Produksi CPO Indonesia sebagian besar dipasarkan ke mancanegara (di ekspor) dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Pangsa pasar untuk produk minyak kelapa sawit telah menjangkau kelima benua Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa. Ekspor minyak sawit Indonesia pada periode 2000-2006 cenderung meningkat berkisar 1,73-51,68 persen. Persentase peningkatan volume ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2004 yakni dari 2,89 juta ton pada tahun 2003 menjadi 3,82 juta ton pada tahun 2004 atau meningkat 32,08 persen sedangkan peningkatan yang terkecil yakni sebesar 1,73 persen terjadi pada tahun 2001 yaitu dari 1,82 juta ton pada tahun 2000 menjadi 1,85 juta ton pada tahun 2001.

Pada Januari-Mei 2007, total ekspor CPO nasional mencapai sekitar 4,5 juta ton dari total produksi pada periode tersebut sebesar 6,4 juta ton. Dengan demikian pemakaian CPO dalam negeri pada lima bulan ini sekitar 1,9 juta ton atau rata-rata pemakaian dalam negeri sekitar 0,38 juta ton per bulan. Total konsumsi CPO dalam negeri pada 2007 meningkat sekitar 3,5 persen Produksi CPO nasional sendiri naik sekitar 7,8 persen dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 16,17 juta ton dengan konsumsi dalam negeri sebesar 4,2 juta ton atau sekitar 26 persen dari produksi CPO nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) dan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) sejak Januari sampai April 2007 pasokan CPO ke Jawa rata-rata di atas 250 ribu ton yakni Januari 305.400 ton, Februari 219.800 ton, Maret 309.400 ton, dan April 348.000 ton. Namun pada Mei, ketika harga CPO dunia mulai melonjak, pasokan CPO ke Jawa turun menjadi 238 ribu ton dan pada Juni 2007 diperkirakan pasokannya 250 ribu ton. Melonjaknya harga CPO internasional diperkirakan meningkatkan ekspor CPO dan menurunkan pasokan CPO ke dalam negeri, sehingga pasokan untuk industri minyak goreng dan turunan lainnya juga berkurang.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas CPO

Nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 61.32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 61.32 persen keragaman produktivitas CPO dapat dijelaskan oleh peubah-peubah lainnya, sedangkan sisanya sebesar 38.68 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model yang diduga.

Meningkatnya harga ekspor CPO tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan produktivitas CPO. Produktivitas CPO tidak akan meningkat dengan meningkatnya harga CPO domestik. Hal ini menunjukkan, bahwa harga riil CPO domestik tidak mampu menarik pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitasnya.

Nilai koefisien harga pupuk dan produktivitas CPO tahun sebelumnya memiliki tanda positif, secara berturut-turut sebesar 2.15 dan 1.03 yang mencerminkan apabila terjadi perubahan pada harga pupuk dan produktivitas CPO tahun sebelumnya terhadap produktivitas CPO sebesar satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pada harga pupuk sebesar 2.15 satuan dan produktivitas CPO sebesar 1.03 satuan. Sedangkan nilai koefisien dari harga ekspor CPO dan harga CPO domestik miliki tanda negatif. Artinya, jika harga ekspor CPO dan harga CPO domestik menurun sebesar satu satuan maka akan menurunkan produktivitas CPO secara berturut-turut sebesar 0.00 dan 3.47 satuan.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO

Nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 94.72 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 94.72 persen keragaman ekspor CPO dapat dijelaskan oleh peubah-peubah penjelas lainnya yang terdapat dalam model. Sedangkan sisanya sebesar 5.28 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.

Kondisi yang dapat menyatakan adanya hubungan linear antar variabel independen adalah multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R2, yaitu sebesar 0.96. Nilai ini berada pada batas ambang, yaitu antara 0.7-1. Hal ini berarti menunjukkan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat multikolinearitas. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai dari probabilitasnya, yaitu sebesar 0.68, untuk setiap variabel bebas (sudah menyebar normal). Nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata lima persen. Berdasarkan hasil pengujian, bahwa asumsi normalitas sudah terpenuhi.

Apabila harga ekspor CPO meningkat, maka jumlah CPO yang diekspor tidak meningkat. Artinya, walaupun harga ekspor CPO tinggi tetapi tidak memberikan minat kepada produsen untuk dapat meningkatkan volume yang akan dieskpor. Kenaikan harga CPO tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan jumlah CPO yang akan di ekspor.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor CPO. Nilai tukar rupiah meningkat akan menurunkan jumlah ekspor CPO. Pajak ekspor CPO berpengaruh negatif terhadap ekspor CPO. Hal ini menunjukkan bahwa, jika pemerintah meningkatkan pajak ekspor maka jumlah CPO yang akan diekspor akan menurun. Peningkatan pajak ekspor akan menurunkan volume CPO yang akan di ekspor. Meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia diduga dapat meningkatkan volume CPO yang akan diekspor. Dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia maka harga suatu komoditi akan meningkat pula.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga CPO Domestik

Pajak ekspor CPO dipengaruhi secara signifikan oleh harga CPO domestik pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen dan dipengaruhi secara signifikan oleh harga CPO tahun sebelumnya pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Pajak ekspor berhubungan positif terhadap harga CPO domestik. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal. Dimana meningkatnya pajak ekspor diikuti dengan meningkatnya harga CPO domestik. Hal ini diduga, produsen tetap mengekspor CPO walaupun pajak yang berlaku tinggi karena harga di pasar internasional jauh lebih tinggi. Hal ini berakibat terhadap menurunnya persediaan domestik sehingga mengakibatkan harga CPO di dalam negeri meningkat. Ekspor CPO berpengaruh negatif terhadap harga CPO domestik. Hal ini juga tidak sesuai dengan hipotesis awal. Jika ekspor CPO menurun, maka harga CPO domestik akan meningkat. Ini menggambarkan bahwa harga CPO di pasar internasional mengalami penurunan dan harga di pasar domestik mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan turunnya minat produsen CPO untuk menjual CPO di pasar domestik.

Evaluasi Pengaruh Pajak Ekspor yang Mempengaruhi Kinerja Industri Kelapa Sawit

Seiring dengan peningkatan ongkos produksi akibat peningkatan upah buruh, supply sock dan munculnya berbagai pungutan. Tentunya peningkatan PE akan semakin menambah keterpurukan tingkat daya saing produk industri Indonesia di pasar internasional dan domestik. Di tengah kondisi seperti itu maka sangat mengherankan apabila kemudian pemerintah mengeluarkan ketentuan tentang peningkatan pengutan ekspor yang justru akan membawa berbagai implikasi negatif pada industri nasional kita. Sebuah usaha yang terencana dan sistematis untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan memperkuat industri nasional lewat strategi industrialisasi, dan bukan kebijakan yang meningkatkan pungutan ekspor merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Pengekangan ekspor melalui kebijakan peningkatan PE CPO bukan saja merupakan disinsentif bagi sebagian besar pelaku industri, namun dapat menurunkan penerimaan keuangan negara dan terhambatnya kegiatan investasi dan perdagangan internasional dalam industri sawit. Keadaan ini menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk menciptakan berbagai kebijakan insentif dan kemudahan bagi kegiatan investasi dan perdagangan. Kenyataannya rencana peningkatan PE CPO dapat menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

Selain harga minyak goreng yang tidak terpengaruh sama sekali oleh pemberlakuan PE progresif, pihak yang langsung merasakan peningkatan PE ini adalah petani kelapa sawit. PE progresif menurunkan harga jual tandan buah segar atau TBS dari petani ke pengusaha kebun. Hanya dalam tempo satu minggu (minggu terakahir Maret ke minggu pertama April) harga TBS menurun dari Rp 2.200 per kilogram (kg) menjadi Rp 1.650 per kg. Faktanya, setiap kenaikan PE satu persen menyebabkan penurunan harga TBS sebesar US$ 0,14 sen per ton. Artinya, dalam posisi PE 10 persen harga jual TBS di tingkat petani turun US$ 1,7 per ton. Hal ini diakibatkan oleh adanya tekanan untuk menurunkan harga TBS petani oleh kalangan pengusaha dengan dalih pemberlakuan PE CPO. Sementara informasi tentang PE sendiri kurang didengar oleh petani sawit di kebun. Petani kelapa sawit hanya tahu, harga TBS panenannya turun Rp 100 sampai Rp 200 per kg. Akibat kurangnya informasi yang diterima oleh petani yang saat ini menanami 2,6 juta hektare kebun hanya bisa mengeluh dan pasrah mendapati penghasilannya tak lagi mencukupi kehidupan sehari-hari.

 

cara membuat minuman ber ethanol

images

untuk membuat minuman ber ethanol, yang kamu perlukan adalah starter, dan makanan starter, serta media fermentasi yang kedap udara, hasil akhir dipengaruhi oleh makanan starter, dan keadaan media penyimpanan.

bahan baku dan cara pembuatan;

1. starter (fermipan/starter khamir yang khusus), di hidupkan dengan cara di campur dengan air hangat yang diberi gula (suhu kurang lebih 35’C), setelah muncul busa, berarti starter sudah siap pakai.

2. makanan starter (produk yang mengandung glukosa yang secara garis besar dibedakan dari produk berbasis biji-biji an, dan buah-buah an,  bahan bahan ini yang membedakan akhir akhirnya) di haluskan/blender untuk mempermudah starter mengkonsumsi makanannya dan menghasilkan alkohol.

3. media fermentasi harus merupakan wadah yang bersih dan steril, kamudian kedap udara tetapi memiliki jalur outlet untuk pembuangan gas Co2 yang dihasilkan selama proses fermentasi (gunakan wadah yang memiliki selang dibagian atas yang ujung selang dimasuk kan ke air, sehingga udara tidak bisa masuk, tetapi Co2 bisa keluar hingga menciptakan keadaan kedap udara.

4. keadaan saat awal fermentasi usahakan campuran memiliki suhu hangat sekitar 35’C, proses fermentasi dipengaruhi oleh jenis starter, ada yang di suhu 35’C ada yang di suhu 25’C. ketika media fermentasi mengeluarkan gas Co2, berarti proses fermentasi berjalan.

5. proses fermentasi berjalan sekitar 3-7 hari, semakin lama kandungan bahan alkohol semakin meningkat.

6. proses berikutnya untuk menghasilkan minuman ber ethanol yang memiliki presentasi ethanol tinggi dapat menghubungi danang.banyu@gmail.com atau cari saja dengan keyword “distillation alcohol”.

pyromaniac

pyromaniac

tahun kemarin boston marathon bombing membawa kita faham akan bahaya dari bahan peledak, dan jika kamu faham akan apa yang terjadi, kamu akan tahu kalau bomb yang digunakan di boston marathon adalah bahan peledak biasa(black powder/flash powder) yang ditaruh di dalam panci presto, dengan paku, dan peluru bb besi sebagai fragment nya, dengan kata lain bomb yang digunakan adalah bomb yang mudah di buat

kalau itu sangat mudah dibuat, lalu kenapa teoris di indonesia adalah orang orang yang dilatih diluar negeri, dan tidak semua orang gila mau membuat bomb, dan meledakan tempat tempat ramai, tanpa motive terorisme, dan tanpa jaringan yang rumit?

kenapa? karna rata-rata manusia indonesia pada dasarnya suka hidup damai, atau noleh dibilang kesadaran manusia membuat kita takut untuk berbuat salah, kita di cekoki teori kalau membunuh itu ganjarannya neraka, dan itu bagus, nah. manusia dikendalikan oleh ketakutannya, kita takut masuk neraka, makanya kita takut membunuh, bayangkan kalau teori membunuh masuk neraka itu tidak ada, atau berbuat baik bakal masuk surga itu tidak ada, maka yang terjadi adalah outlaw.

manusia dikendalikan oleh ketakutan, yang untuk beberapa hal bagus, but what if ada satu atau duaa orang yang di rubah pola pikirnya, ketika membunuh mendapat ganjaran surga, semua orang akan membunuh, dan disitu peran pyromaniac, para peracik bahan peledak dari pupuk cap traktor paktani, atau dari gliserin yang di tambah bubuk gergaji, atau hanya campuran alumunium dan besi oxcide yang di taruh di pompa pertamina, semua sama-sama bisa di anggap tindakan teroris, walau kalo kamu melakukannya untuk iseng atau untuk tujuan tertentu.

jadi, kenapa ada terorism ? mungkin itu produk pemerintah untuk membuat chaos atau semacam gags, karna pada dasarnya orang dengan pengetahuan pyromaniac dasar mampuh melakukanya, cuma pembeda para pelaku pembomban dengan orang pada umumnya adalah, ketakutan dan pemahaman tentang tujuan.

GUN SMITING

GUN SMITING

warga Indonesia dilarang memiliki, dan menggunakan senjata api tanpa perizinan yang jelas, perizinan itu meliputi, kegiatan olahraga, dan kamu adalah orang yang berwenang.

but, pertanyaanya adalah, seberapa sulit sebenarnya membuat senjata api? jawaban dari pertanyan ini adalah, tergantung, tergantung dari apa kemampuanmu, dan seberapa pemahamanmu akan mekanisme dari senjata api, pengolahan besi, dan pyrotechnic.

sedikit yang tahu, bubuk amstrong mix mampuh untuk melontarkan projectile, seorang polisi pernah bercerita tentang hal ini, dan yang menarik adalah, amstrong mix adalah bubuk merah dari pentol korek api yang dengan sangat mudah kamu dapatkan, tetapi seperti yang kita tahu, amstrong mix tidak digunakan untuk peluru, kenapa? karna residunya, hal sama yang menggeser black powder dari peluru, karna residu sulfur yang membuat korosi pada laras, maka dari situlah perkembangan smokeles powder berlanjut, tidak se energic blackpowder, tapi sempurna untuk melontarkan peluru.

lalu, selain pemahana tentang bahan pelontarnya, kamu juga harus tahu tentang bagaimana cara membuat prime nya, atau pemicu nya, kamu bisa menggunakan teknik pada senapan musket, atau peluru modern, ketika kamu menggunakan teknik senapa musket, kecepan reload yang menjadi masalahmu, dan ketika kamu membuat peluru modern, memproduksi prime untuk tiap peluru itu susah, dan sangat mudah untuk gagal.

next. adalah senapan itu sendiri, ketika kamu membeli model pistol mainan spring, dengan peluru bb kuningnya, kamu akan faham bagaimana mekanisme dari pistol, hampir semua sama, yang membedakan adalah pada pistol asli cartriger hanya digunakan untuk memukul prime dan meledakan smokeles powder dan melontarkan projectile, bukan untuk melontarkan bb, jadi you have a model for that, dan akan sedikit menyenangkan ketika kamu memiliki mesin bubut, atau mesin cnc untuk membuat perlengkapan pistol sendiri, atau mungkin ke ahlian welding selama ini cukup mensupply para kriminal di indonesia.

kenyataannya, membuat senjata api sangatlah mudah, walau seperti pada awal dijelaskan, kamu berurusan dengan hukum kalau tidak memiliki izin, dan jelas izin produksi tidak untuk perseorangan, dan hampir tidak mungkin dimiliki oleh warga sipil, tetapi sangat menyenangkan bukan ketika kamu tahu caranya.